Pernah nggak sih
kalian dapat berita menggemparkan tapi ternyata cuma hoax? Pastinya pernah kan.
Lalu, di mana kita biasa dapat berita hoax? Pasti sebagian besar dari social media dan social messenger. Menurut beberapa riset salah satu social media dengan hoax terbanyak
adalah adalah Facebook sedangkan social messenger dengan sebaran pesan
hoax terbanyak diduduki oleh Whatsapp.
Pernah membaca kiriman Facebook yang menyatakan kalau
Facebook di Indonesia bakal diblokir tanggal 24 April 2018 da semua social media setelahnya?
Kemudian pernah dapat broadcast messege yang berisi
Whatsapp akan berbayar seperti di bawah ini?
"Mulai
Hari Senin besok WhatSapp akan dikenakan bayaran (biaya) karena sekarang
whatsapp sdh diakuisisi oleh Facebook. Jadi kalau anda punya kontak sekurangnya
15 orang, maka kirimilah mereka pesan ini. Dengan begitu kita akan melihat
bahwa anda adalah pengguna yang sangat
membutuhkan whatsapp ini, dan kemudian logo anda akan menjadi biru (O)
dan akan tetap gratis. (Seperti berita yang dimuat dalam koran hari ini). Whatsapp akan dikenakan
biaya sebesar 0.01€ per pesan (message). Kirimlah pesan ini ke 10 org. Apabila
anda mengirim pesan tsb maka warna logo anda akan menjadi biru, kalau tdk
setiap penggunaan whatsapp akan dikenakan biaya. Akuisisi Facebook Terhadap
WhatsApp Dan Login Menggunakan Facebook klik 👉
http://guatemalatango.com/cepzk//320649e696efc12dfeeea1878e4b1436/fcb/en/?i=2776827&i=2776827
Asli
no hoax, Sebarkan Berita Ini Karna Whatsapp Setiap Hari Di Pantau, Jika Anda
Tak Mau Menyebarkan Anda Bisa Klik URL di atas dan ikuti perintahnya jika tidak
ingin di blokir"
Ingat semua berita dan pesan tersebut BOHONG alias HOAX. Memang Menkominfo telah memperingatkan Facebook akan
bocornya data pengguna yang merugikan, namun tidak ada pernyataan resmi kalau
Facebook di Indonesia bakal diblokir. Kemudian Whatsapp berbayar, tidak ada
pemberitahuan resmi dari pihak pengembang Whatsapp akan broadcast tersebut dan berarti itu adalah HOAX.
Lalu bagaimana hoax kini merajalela di Indonesia? Simak
beberapa hasil pengamatan celotehnetter.blogspot.com pada perilaku pengguna social media maupun social messenger terhadap maraknya hoax di Indonesia. Berikut 3
poin penting penyebab maraknya berita hoax di Indonesia
1. 1. Kurangnya
Literasi Media
Ya, literasi media kini sangat diperlukan sekali dalam
mencari informasi di internet. Memang internet menyediakan beragam informasi
yang dapat dimanfaatkan penggunanya untuk dijadikan sebagai referensi.
Sayangya, tidak semua informasi yang ada pada internet merupakan informasi yang
valid. Bisa saja informasi yang diperoleh salah alias berlawanan dengan fakta
yang ada. Seperti kasus pemblokiran Facebook tanggal 24 April 2018 di atas.
Dikatakan kalau Facebook akan diblokir oleh Menkominfo karena survey oleh Cambridge
Analytica (CA) yang menyebabkan kebocoran data pribadi jutaan pengguna
Facebook. Namun, melalui beberapa media sumber, celotehnetter.blogspot.com
menemukan fakta bahwa benar Menkominfo menegur Facebook Indonesia tantang kasus
tersebut, namun tidak berniat memblokir Facebook di Indonesia sebelum ditemukan
kejadikan demikian di Indonesia.
Dari sini pahamkan masalah sebenarnya? Ketika menjadi
pembaca berita namun berita yang dibaca itu terpenggal, tidak runtut, atau
bahkan palsu,lalu kita mencari informasi dari sumber lain (literasi media)maka yang
dapat terjadi adalah kita menjadi korban berita hoax.
1. 2. Mahirnya
Penyebar Hoax Memanipulasi Konten
Kemajuan teknologi yang semakin pesat mendorong seseorang
untuk bisa mengikuti dan terus update
tentang perkembagannnya. Salah satunya teknologi editing, semakin kesini
semakin greget bukan hasil manipulasi
suatu gambar maupun video? Orang awam yang tidak begitu tahu sebuah foto itu
asli atau tidak, video itu rekayasa atau sungguhan mereka tidak berpikir sejauh
itu.
Inilah yang terjadi para netter di Indonesia. Berkat kemahiran seseorang mengolah
gambar/video dengan mudahnya mereka mempercayai keasliannya. Seperti contoh
kasus editan gambar presiden RI Bapak Joko Widodo ini. Terlepas dari unsur
politik dan memihak suatu golongan, celotehnetter.blogspot.com hanya ingin
menunjukkan mirisnya netter Indonesia
yang begitu mudahnya terpengaruh oleh gambar editan semata. Sebagian netter yang mengetahui gambar tersebut
adalah editan, mereka menggugat keaslian foto tersebut karena kebanyakan dari
mereka mungkin sudah mengerti itu adalah rekayasa Photoshop. Tapi orang awam?
Karena begitu halusnya editan gambar tersebut pasti akan mereka mudah
mempercayainya.
hasil edit
asli
3. Mudah
Terhasut
Salah satu yang sangat disayangkan dari netter di Indonesia adalah sifat mudah terhasut dan cenderung tidak pikir panjang dalam menyikapi berbagi persoalan khusunya di
dunia maya. Apalagi ketika menjumpai berita atau postingan dengan headline yang bombastis pasti banyak
perhatian yang tertuju pada berita tersebut. Misal kasus “Tergulingnya truk
bermuatan ikan di jalanan Cina menyebabkan jalanan dipuhi ikan” kemudian ada beberapa oknum yang mencoba
membumbui berita tersebut agar terlihat bombastis namun tetap meyakinkan
pemirsanya. Dengan foto yang sama mereka mengubah isi dari foto jadi semacam ini
”Ikan berjatuhan dari langit”. Fotonya sama namun caption yang dituliskan berbeda sehingga
isi dan maksud dari foto tersebut diterima berbeda pula oleh pembacanya.
Parahnya lagi adalah perbandingan share berita yang asli dan berita hoax lebih banyak share berita yang terbilang hoax tadi. Yang
mana dapat menimbulkan kesalahan informasi fatal kepada para pembaca lain
akibat berita hoax yang tesebar itu.
hoax
berita yang asli
Ckckck.... Dari sini dapat kita simpulkan kalau netter yang kurang paham tetntang
keaslian berita cenderung tertarik berita wow
meski berita itu bohong dan cenderung membagikannya ke orang lain sehingga
berita hoax dengan mudah tersebar. Semoga artikel ini dapat membantu agar bisa
menjadi netter yang cerdas dan tidak
mudah terpengaruh berita hoax.
play bandarq dimana anda bisa menjadi bandar hanya di AJOQQ,net
ReplyDeletemain dan menangkan sebanyak banyaknya