Akhir-akhir ini banyak stasiun
Televisi yang menayangkan sinetron sebagai sajian hiburan unggulan bagi para
pemirsanya. Hampir semua stasiun TV di Indonesia mempunyai tayangan sinetron
masing-masing sehingga program televisi didominasi tayangan sinetron. Banyak
netter yang mengkritik tayangan sinetron Indonesia sekarang ini karena banyak
mempertonotonkan kekerasan, kehidupan hedonisme, bahkan aksi tak senonoh yang
dilakukan para pemerannya. Apalagi anak-anak saat ini suka melihat sinetron
semacam itu karena pengaruh orang tuanya yang mana para orang tua menonton TV
disaat prime time sehingga mungkin
sekali terjadi hal semacam ini. Dampak buruknya akan terlihat setelah anak begitu menyimak tayangan sinetron tersebut.
Mengapa
banyak stasiun TV memilih menyangkan sinetron?
Alasan yang paling masuk akal karena
budget yang diperlukan stasiun TV tak
sebanyak produksi sebuah film. Jadwal syuting yang relatif fleksibel membuat
honor para pemainnya tak sebesar honor pemai film. Properti dan setting-nya pun tak serumit dan semahal
produksi film.
Alasan kedua adalah daya tarik
tersendiri yang disajikan sinetron karena pada umumnya sinetron mengambil kisah
kehidupan sehari-hari yang ceritanya mudah dicerna orang awam. Cerita
sehari-hari ini lah yang membuat keterkaiakan emosi para pemontonnya sehingga
seakan-akan penonton ikut lrut dalam cerita. Banyak sinetron yang sengaja
mengakhiri suatu episode dengan sesuatu yang antiklimaks. Ini bertujuan agar penonton yang telah terbawa suasana sinetron terus menonton episode-episode selanjutnya sehingga rating sinetron
tersebut naik.
Konten
sinetron
Tak
dramatisir bukan sinetron namanya. Tak jarang drama yang disajikan terkesan
dilebih-lebihkan atau bahkan cerita yang seharusnya berakhir diperpanjang dan
menjadi berbelit belit. Tak hanya penyajian ceritanya namun konten sinetron
akhir-akhir ini banyak berisi kisah percintaan yang khas gaya bangsa barat.
Perkelahian karena masalah sepele antar
kelompok yang ada di dalam sinetron yang sama sekali tak mendidik.
Efek Pada
Anak yang melihatnya
Beberapa hal berikut dapat terjadi karena anak terlalu
larut/kecanduan melihat sinetron:
1.
Mempengaruhi
keseharian sang anak
Gaya bicara seorang anak dapat berubah seketika setelah
ia menyimak adegan adegan yang diperagakan dalam sinetron karena kita tahu
bahwa anak adalah peniru yang baik. Umumnya para orang tua megajarkan pada
anaknya untuk berbicara dengan bahasa yang sopan. Namun akan hilang seketika
bila ia mengikuti cerita sinetron ,kata-kata“Loe”” Gue” dianggap lumrah
bagi para anak. Selain itu tingkah mereka akan mengikuti adegan dalam sinetron
seperti berkelahi adalah cara untuk menyelesaikan suatu.
2.
Dewasa
sebelum waktunya
Kisah percintaan yang ada dalam sinetron akan langsung
diperagakan olehi anak penggemar sinetron pada teman sepermainnya. Ini jelas
bukan waktunya bagi anak-anak untuk memperagakan adegan seperti ini. Terlalu
dewasa bagi anak untuk mengenal masalah percintaan.
Cara mencegah
1. Selalu awasi tontonan anak
2. Pastikan anak menonton channel berisi konten khusus anak (seperti:
kartun)
3. Hindari menonton sinetron bersama anak
Lakukan pencegahan di atas demi menjaga masa kecil anak-anak yang indah
agar anak tidak terkontaminasi tayangan yang meracuni kepolosan mereka akan
sesuatu hal yang baru.
Berikut video untuk dijadikan pelajaran.
Tolong komen yang sesuai topik ya mbak
ReplyDeletePlease follow my Google+ account and I'll follow you
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete